Senin, 21 Oktober 2013

MAKALAH PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM PERNAFASAN DALAM MASA KEHAMILAN

PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS

SISTEM PERNAFASAN

DALAM MASA KEHAMILAN


Untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan 1
Penyusun :
Roudhlotul Mufaroha (1206.047)
Shindy Eka Pratiwi (1206.048)
Siti Anisah (1206.049)
Siti Nur Hidayah (1206.050)
Siti Rohmah (1206.051)
Sufildzah Atiqah (1206.052)

AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
JL. Proklamasi No. 54 Gresik
Telp. (031) 3984249 / Fax. (031) 3971801
E-mail : delimapersada_gresik@yahoo.com
TAHUN PELAJARAN 2012-2013







KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan hihayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah  yang berjudul ”Proses Adaptasi fisiologis Sistem Pernafasan dalam Masa Kehamilan” sesuai waktu yang di tentukan.
Dalam menyusun makalah  ini, penulis mendapatkan banyak pengaruh dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Bapak/Ibu:
1.      Sri Utami, SST, M.Mkes. selaku Direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
2.      Diyana F.H, S.ST.selaku dosen pengajar mata kuliah Asuhan Kebidanan 1.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.






                                                                                                            Gresik, 26 April 2013

                        Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami berbagai perubahan – perubahan baik anatomis maupun fisiologis. Dalam perubahan fisiologis banyak perubahan-perubahan yang terjadi selama masa kehamilan, sistem pernapasan, Perubahan fisiologis adalah respon tubuh karena adanya pembuahan atau fertilisasi yang terjadi didalam uterus yang bertujuan untuk mempertahankan hasil pembuahan agar tetap hidup dan berkembang. Peristiwa ini  normal dan wajar terjadi kemudian akan kembali seperti semula keadaan semula beberapa minggu. Selain itu menyusui juga dapat membantu mempercepat pemulihan kondisi tubuh, karena menyusui menyebabkan rahim berkontraksi dan mempercepat kembalinya ke ukuran normal.

1.2              Rumusan masalah
Bagaimana proses adaptasi fisiologis system pernapasan dalam masa kehamilan ?

1.3              Tujuan
1.3.1        Memahami pengertian sistem pernapasan pada manusia
1.3.2        Memahami dan mengerti mekanisme sistem pernafasan
1.3.3        Memahami proses adaptasi fisiologis system pernapasan dalam masa kehamilan
1.4              Manfaat
1.4.1    Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya tentang proses adaptasi fisiologis system pernapasan dalam masa kehamilan



BAB II
PEMBAHASAN

Fungsi sistem pernafasan adalah mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh danuntuk mentranspor karbon dioksida(CO2) yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ –organ respiratorik ber4fungsi dalam :
1.      Produksi bicara, membantu proses dalam berbicara
2.      Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia
3.      Pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui proses pernafasan ke dalam tubuh
4.       Mengatur hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon dalam darah

2.1  Fisiologi Sistem Pernapasan

Mekanisme Pernapasan
     Paru-paru dan dinding dada dalam keadaan normal memiliki struktur yang elastic dan terdapat lapisan cairan tipis yang memisah paru-paru dan dinding dada. Posisi paru-paru dapat dengan mudah bergeser pada dinding dada.

2.1.1  Jenis Respirasi :
·         Pernapasan Eksterna : proses pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan udara.
·         Pernapasan Interna    : proses pertukaran udara yang terjadi antara darah sirkulasi dan sel jaringan. Berlangsung di seluruh system tubuh.

2.1.2  Cara Pernapasan
·         Pernapasan Dada (Costal Breathing).
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
 Fase Inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase Ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

·         Pernapasan Perut (Diaphragmatic Breathing)
 Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Fase Inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase Ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

2.1.3  Volume Paru
·         Spirometri : suatu proses merekam volume pergerakan udara yang masuk dan keluar dari paru
·         Spirometer : alat untuk mengukur udara yang masuk dan keluar dari paru

·         Spirogram : grafik yang memperlihatkan perubahan dalam volume pru-paru pada berbagai keadaan bernafas
·         Macam volume paru bila dijumlah sama dengan volume maksimum pengembangan paru :
1.      Volume tidal (tidal volume = TV)
adalah volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi normal, dan volumenya kira-kira 500 ml
2.      .Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV)
adalah volume udara tambahan terhadap volume volume tidal, dan biasanya volume udara itu kira-kira 3000 ml.
3.      Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV)
adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi normal, volume ini kira-kira 1100 ml.
4.      Volume residu (residual volume = RV)
adalah volume udara yang masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu ini rata-rata 1200 ml.

2.1.4  Kapasitas Paru
Dalam peristiwa siklus paru-paru diperlukan menyatukan dua volume atau lebih kombinasi seperti ini disebut kapasitas paru-paru.
1.      Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity/IC) = volume tidal (TV) + volume cadangan inspirasi (IRV).
Ini adalah sejumlah udara seseorang bernafas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru-parunya hingga maksimum.
2.      Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity/FRC) = volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume residu (RV).
Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml).
3.      Kapasitas vital (vital capacity/VC) = volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal (TV) + volume cadangan ekspirasi (ERV).
Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah ekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi maksimum.
4.      Kapasita total paru-paru (total lung capacity/TLC) adalah volume maksimum paru-paru yang masih dapat diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml). TLC = IRV + TV + ERV + RV.

2.2.5  Difusi gas melalui membran
.
                    
Factor-faktor yang mempengaruhi difusi gas :
1.      Ketebalan membran pernafasan
2.      Luas permukaan membran pernafasan
3.      Koefisien difusi gas dalam substansi membran
4.      Perbedaan tekanan antara kedua sisi membran


2.2.6  Kecepatan dan Pengendalian Pernapasan
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama :
1.      Kimiawi
Merupakan factor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuaensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan, karbon dioksida merangsang pusat pernapasan.
2.      Pengendalian oleh saraf
Impuls yang dikeluarkan oleh pusat pernapasan menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira 15x permenit


2.2  Proses Adaptasi  Fisiologis dalam Masa Kehamilan pada Sistem Pernapasan
     Usaha pernapasan ibu harus meningkat pada kehamilan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan, konsumsi oksigen meningkat sebesar 16-20%. Sistem pernapasan juga di pengaruhi oleh velume uterus yg membesar. Dalam hal cadangan fisiologis,stres yg di timbulkan oleh kehamilan pada sistem pernapasan lebih kecil di bandingkan dg peningkatan yg dapat di ukur saat olahraga. Dampak klinis dari perbedaaan ini aalah bahwa pasien dg penyakit pernapasan lebih kecil kemungkinannya mengalami perburukan i bandingkan dg mereka yg mengidap penyakit jantung.


Perubahan pada kehamilan
catatan
 Volume plasma
meningkat sekitar 50% dari 2600 ml menjadi 3900 ml
lebih besar pada kehamilan kedua dan berikutnya;berkolerasi dg berat lahir
Massa sel arah merah
meningkat sekitar 18%
meningkat lebih besar apabila ibu mendapat suplemen zat besi(menjadi 30%)
Hitung neutrofil
baik jumlah sel maupun aktivitas metabolik meningkat
peningkatan inisial terjadi pada awal kehamilan dan serupa dg respons terhadap stres fisiologis lain
 Protein plasma
menurun
penurunan tekanan osmotik merupakan predisposisi edema
Faktor pembekuan
meningkat
faktor fibrinolitik berkurang
Hitung trombosit
sedikit menurun
koagulabilitas meningkat
                                                      
2.2.1  Anatomi
1.      Pada awal kehamilan,dan demikian bukan di sebabkan oleh tekanan dari uterus, diafragma terdorong ke atas sebanyak 4 cm (de Swiet,1998). Gerakan respirasi diafragma meningkat dan terjadi peningkatan pelebaran (pemekaran)iga bagian bawah (peningkatan sudut substernal dari 68 derajat pada awal kehamilan menjai 103 derajat pada akhir kehamilan)(Thomson & Cohen, 1938).
2.      Diafragma melakukan sebagian besar kerja respirasi; bernapas lebih bersifat torakalis daripada abdominalis. Pengaruh hormon menyebabkan otot dan tulang rawan di regio toraks melemas sehingga toraks melebar. Penurunan compliance dinding toraks menyebabkan dinding toraks dapat bergerak semakin ke dalam sehingga udara yg terperangkap lebih sedikit dan volume residual menurun.
3.       Progesteron menurunkan kepekaan kemoreseptor perifer dan sentral untuk karbon dioksida (Skatrud, Dempsey, & Kaiser, 1978). Hal ini berarti dorongan pernapasan (respiratory rive) terpicu pada kadar kardon dioksida yang lebih rendah sehingga wanita hamil bernapas lebih dalam. Seiring dg peningkatan kadar progesteron selama kehamilan, peningkatan responsivitas terhadap PCO2 menyebabkan tidal volume (volume alun panas) dan, g demikian, volume per menit (minute volume) meningkat. Oleh karena itu, hiperventilasi (peningkatan volume alun) merupakan hal normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen meningkat, tetapi tekanan oksigen arteri tidak berubah.
Tabel Kehamilan dan cabang fisiologis
Parameter
Normal
Kehamilan
%Peningkatan
Olahraga
%Peningkatan
Volume menit
7,5 l/mnt
10,5 l/mnt
40
80 l/mnt
1000
Konsumsi oksigen
220 ml/mnt
255 ml/mnt
16


Curah jantung
4,5 l/mnt
6 l/mnt
30
12 l/mnt

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfTxj14bv6AfOHmQDw2SKXje5mnuFu9oSVHU0HzQ8Q2hmPjnJyFAIwVpJwAg6PopblFONjub8EZgzHm7dhz4kExks5_wySsz5FHbZFIfxlVOlLiUMeQ9PVDoj-PSnqAGK1psZD4wGdxw/s1600/Rib.jpgGbr 1. Pergeseran diafragma pada kehamilan : sangkar iga pada keadaan hamil (terang) dan tidak hamil (gelap), yang memperlihatkan peningkatan sudut subkosta, peningkatan garis tengah transversal, dan meningginya diafragma pada kehamilan.

4.      Pada kehamilan, frekuensi pernapasan tidak berubah, tetapi ventilasi per menit meningkat 40% karena volume alun napas meningkat; hal ini sudah mulai tampak sedini kehamilan 7 minggu. Hiperventilasi ini melebihi peningkatan konsumsi oksigen.
Efisiensi pertukaran gas di alveolus sangat meningkat apabila yang meningkat volume alun napas dibandingkan dengan frekuensi pernapasan. Ventilasi alveolus semakin ditingkatkan oleh berkurangnya volume residual. Sekitar 150 ml udara inspirasi tetap berada di saluran napas atas dan tidak terjadi pertukaran gas (hal ini dikenal sebagai ruang mati anatomis atau anatomical dead space). Walaupun pada kehamilan ruang mati meningkat sebesar sekitar 60 ml karena dilatasi bronkiolus halus, ventilasi alveolus netto meningkat. Peningkatan volume alun napas berarti kapasitas residual fungsional berkurang sehingga lebih banyak udara segar yang bercampur dengan volume udara sisa (yang jumlahnya semakin berkurang) yang tertinggal di paru.
Dengan demikian, ventilasi pada kehamilan meningkat sekitar 70% yang menyebabkan peningkatan efisiensi pencampuran gas sehingga pertukaran gas menjadi lebih mudah karena gradien difusi meningkat. Peningkatan gradien konsentrasi karbon dioksida antara darah ibu dan janin membantu penyaluran karbon dioksida menembus plasenta dan mungkin penting pada keadaan yang merugikan. Progesteron meningkat kadar karbonat anhidrase di sel darah merah sehingga efisiensi pemindahan karbon dioksida semakin tinggi.
5.      Tekanan parsial oksigen pada ibu sedikit meningkat (dari 95-100 mmHg menjadi 101-106 mmHg) dan kadar karbon dioksida menurun (dari 35-40 mmHg menjadi 26-34 mmHg). Peningkatan ringan PO2 tidak banyak berefek pada saturasi hemoglobin. Namun, postus memengaruhi kadar oksigen alveolus; posisi telentang pada akhir kehamilan menyebabkan tekanan oksigen alveolus menurun dibandingkan dengan posisi duduk. Perubahan oksigenasi alveolus ini mungkin kurang bermakna bagi janin walaupun mungkin dapat menjadi kompensasi apabila ibu berada di tempat yang tinggi.
Perjalanan udara dikaitkan dengan peningkatan dispnea dan frekuensi pernapasan. Penurunan kadar karbon dioksida pada kehamilan menyebabkan alkalosis respiratorik ringan. Perubahan pH memengaruhi kadar kation dalam darah, misalnya natrium, kalium, dan kalsium, yang membantu pemindahan melalui plasenta dan meningkatan penyediaan bagi pertumbuhan janin.
6.      Terjadi kompensasi metabolic berupa peningkatan ekskresi ion bikarbonat oleh ginjal. Penurunan bikarbonat serum menyebabkan pH ibu meningkat ke batas atas rentang fisiologis, dari 7,40 menjadi 7,45. Dengan demikian, kemampuan ibu untuk mengompensasi asidosis metabolik menurun, yang mungkin menimbulkan masalah pada persalinan lama atau apabila terjadi penurunan perfusi jaringan.
7.      Progeteron memiliki efek local pada tonus otot polos jalan
napas dan pembuluh darah paru. Kapasitas difusi adalah tingkat kemudahan gas menembus membrane paru. Pada awal kehamilan, kapasitas difusi menurun mungkin karena efek estrogen pada komposisi mukopolisakarida dinding kapiler, yang meningkatkan jarak difusi (de Swiet, 1998b). Efek ini mungkin berlangsung selama beberapa bulan setelah persalinan. Peningkatan retensi air di jaringan paru juga menyebabkan penurunan kapasitas difusi.
8.      Terjadi peningkatan closing volume yang mengisyaratkan diameter saluran napas kecil berkurang, hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan cairan paru. Penurunan efisiensi pemindahan gas paru dikompensasi secara parsial oleh relaksasi otot polos bronkiolus yang dipicu oleh progesterone, yang menurunkan resistensi saluran napas. Penurunan resistensi saluran napas berarti aliran udara meningkat. Prostaglandin juga mempengaruhi otot polos bronkiolus. Prostaglandin F2a, yang meningkat sepanjang kehamilan adalah konstriktor otot polos, prostaglandin E1 dan E2, yang meningkat pada trimester ketiga, merupakan dilator otot polos.
Bagaimana mereka mempengaruhi efisiensi pernafasan pada kehamilan masih belumlah jelas, walaupun apabila digunakan menginduksi abortus terapetik prostaglandin F2a dapat menyebabkan asma pada wanita yang rentan (Kreisman, van de Weil & Mitchell, 1975).
Usaha/ kerja bernafas mungkin tidak berubah karena penurunan risistensi jalan napas mengkompensasi kongesti dikapiler dinding bronkus. Banyak wanita hamil mengalami dispnea, yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan kecemasan, sering pada awal kehamilan sebelum terjadi perubahan dalam tekanan intra abdomen. Hal ini dikaitkan erat pada PCO2 dan mungkin disebabkan oleh hiperventilasi (de Swiet, 1998b). kapiler di saluran napas akan mengalami pembengkakan yang dapat menimbulkan kesulitan bernafas melalui hidung dan memperparah infeksi saluran napas.
9.      Perubahan laring dan edema pita suara yang disebabkan oleh dilatasi vascular dapat menyebabkan suara serak dan lebih berat, serta batuk menetap. Pada kasus yang berat, perubahan berupa penebalan laringini dapat menyebabkan penyulit apabila akan dilakukan intubasi, misalnya pada anestesia. Pada kehamilan, volume ekspirasi paksa pada 1 detik dan laju arus puncak biasanya tidak terpengaruh.
    Saat persalinan, nyeri menyebabkan peningkatan volume alun
napas dan frekuensi pernafasan (efek ini dihilangkan oleh anesthesia epidural
yang efektif). Pada kala dua, kebutuhan otot menyebabkan asidosis metabolik (peningkatan produksi laktat dan piiruvat). Hal ini sedikit banyak diimbangi oleh alkalosis respiratorik akibat hiperventilasi (Blackburn & Loper, 1992)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan yang sangat spesifik, salah satunya yaitu perubahan pada sistem pernapasan. Perubahan ini merupakan hal yang wajar dan normal yang tidak perlu ditakuti. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai.

3.2 Saran
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh kita, apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses pernapasan.
Salah satu penyebab gangguan yang paling vital adalah rokok, karena didalam rokok banyak terkandung zat yang berbahaya seperti nikotin,dan lain sebagainya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru- paru. Misalnya, sel mukosa membesar (disebuthipetrofi ) dan kelenjar mucus bertambah banyak (disebuthiperplasia).
Perubahan fisiologis adalah respon tubuh karena adanya pembuahan atau fertilisasi yang terjadi didalam uterus yang bertujuan untuk mempertahankan hasil pembuahan agar tetap hidup dan berkembang. Peristiwa ini  normal dan wajar terjadi kemudian akan kembali seperti semula keadaan semula beberapa minggu. Selain itu menyusui juga dapat membantu mempercepat pemulihan kondisi tubuh, karena menyusui menyebabkan rahim berkontraksi dan mempercepat kembalinya ke ukuran normal.






DAFTAR PUSTAKA


Syifuddin. 2009.  Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC

Coad, Jane dan Dunstall, Melvyn. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC

Kamaruddin. Februari 2009 http://kamaruddinkhimenkbima.blogspot.com/2011/02/makalah-sistem-pernapasan.html




  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar